Tuesday, 21 July 2015

Otak Memiliki Tenaga Listrik? Benarkah?

Tenaga Listrik Otak
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Neurosains Komputasional di University of California menyebutkan bahwa otak memiliki tenaga listrik. Pada penelitian tersebut dilakukan pengukuran aktivitas tenaga listrik otak pada orang-orang yang aktif bergerak. Tenaga listrik itulah yang menjadi sinyal untuk mengirimkan perintah-perintah ke otot, sehingga membuat bagian tubuh bergerak.
Contohnya saja ketika kita sedang menulis, otak akan mengirimkan sinyal perintah ke otot, yang kemudian dapat menggerakkan anggota badan. Itulah yang dimaksud tenaga listrik otak.
Teknologi Memanfaatkan Tenaga Listrik Otak
Tenaga listrik otak dapat dimanfaatkan untuk membuat seseorang termotivasi atau tergerak. Dengan sebuah teknologi, tenaga listrik otak ternyata dapat dimanfaatkan untuk menjadi sebuah solusi bagi orang-orang yang menderita kelumpuhan.
Orang yang mengalami kelumpuhan tidak bisa menggerakkan anggota badan mereka. Itu karena ada bagian pada otak yang tidak dapat berfungsi untuk mengirimkan perintah kepada otot. Dengan munculnya teknologi tersebut, tenaga listrik otak dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan bagian tubuh orang yang mengalami kelumpuhan.
Menurut Daniel Ferris, yakni seorang professor di School of Kinesiology, Universitas Michigan yang juga seorang penulis yang menjabarkan penelitian tersebut, teknologi ini bekerja dengan menggunakan pikiran pasien untuk menggerakkan anggota badannya.
Joe Gwin, yang merupakan penulis pertama dari makalah tersebut juga mengatakan bahwa hasil dari teknologi itu tidak dapat menggerakkan badan pasien dalam seketika. Tapi adanya teknologi yang memanfaatkan tenaga listrik otak tersebut mampu membuka peluang bagi penderita kelumpuhan untuk bisa menggerakkan tubuh mereka. Hal itu bisa saja terjadi dengan cara merekam gelombang energi otak ketika subyek sedang bergerak.
Teknologi tersebut bisa menunjukkan dimana dan kapan bagian-bagian otak diaktifkan ketika subyek bergerak, contohnya jika sedang tertawa, berbicara dan berjalan atau berlari. Contohnya ketika berjalan, otak akan mengirimkan sinyal atau perintah ke otot.
Teknologi tersebut bisa membantu para ilmuwan untuk mengetahui dimana impuls otak terjadi. Dengan begitu para ilmuwan bisa mengembangkan berbagai aplikasi dari informasi tersebut. Berbeda dari sebelumnya, dulu para ilmuwan hanya bisa mengukur aktivitas atau tenaga listrik otak pada pasien-pasien yang tidak bergerak.
Aktivitas listrik otak datang dari berbagai sumber. Banyaknya sumber suara tersebut bisa menghasilkan aktivitas listrik otak yang berlebihan. Hal tersebut bisa diibaratkan seperti sebuah mikrofon yang berada di tengah-tengah simfoni, yang hanya dapat dibedakan oleh instrumen di wilayah-wilayah tertentu. Contohnya adalah wilayah I dengan obo yang ada di kursi pertama, pasti berbeda dengan wilayah II yang terdapat biola di kursi pertama.
Cara Mengukur Aktivitas Otak
Beberapa sensor akan dilekatkan pada sebuah subjek yang sedang bergerak, ketika sedang berjalan atau berlari pada alat treadmill. Dengan begitu para peniliti bisa mengukur aktivitas otak yang sebelumnya sudah teridentifikasi. Setelah itu para peneliti menggunakan pencitraan resonansi magnetik pada bagian kepala. Dengan begitu asal sumber listrik otak tersebut dapat diketahui. Cara ini lebih efektif karena aktivitas otak yang dituju dapat diketahui tanpa harus terganggu dengan aktivitas lain yang tidak berasal dari otak.
Ferris juga menyatakan bahwa penelitian ini tidak mungkin dilakukan beberapa tahun yang lalu. Tapi sekarang ada berbagai alasan yang mendukung para ilmuwan untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini semakin didukung dengan penemuan alat komputasional oleh para kolega di Swartz Center for Computational Neuroscince. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur secara non invasif pada sebuah subyek. Alat ini dapat memudahkan para ilmuwan untuk melakukan penelitian terhadap subyek-subyek yang bergerak. Kini mereka bisa melakukan pengukuran aktivitas impuls pada otak pada orang yang sedang berjalan atau berlari.
Kini teknologi tersebut juga dilirik oleh dunia militer. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut, performa para tentara bisa diukur. Kapan tentara tersebut dalam performa sangat baik atau dalam puncak performa. Dengan begitu pihak militer bisa mengetahui kapan informasi dapat terserap dengan baik oleh para tentara, sehingga pertahanan dan penyerangan bisa dilakukan secara maksimal karena para tentara dapat menyerap informasi yang diberikan dengan baik.
Selain bermanfaat bagi kesehatan dan militer, teknologi ini juga dapat dimanfaatkan oleh organisasi atau perusahaan. Dengan mengetahui interaksi antara otak dan tubuh, impuls otak dapat diukur ketika sedang melakukan suatu aktivitas. Dengan begitu energi listrik otak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu kita juga bisa mengetahui aktivitas otak ketika sedang melakukan sesuatu.
Manfaat
Dengan teknologi ini para ilmuwan berpendapat bahwa aktivitas otak pada setiap pasien berbeda-beda terkait dengan gangguan neurologisnya. Gwin menambahkan bahwa para peneliti tersebut bisa menargetkan rehabilitasi pada pasien yang mempunyai gejala-gejala sama.  Teknologi ini juga digunakan untuk mendesain jenis perawatan yang sesuai pada pasien, hal itu karena kondisi otak setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu dengan pasien memikirkan kakinya bisa bergerak, dapat menambah satu langkah bagi pasien yang mengalami kelumpuhan mempunyai harapan untuk bisa meggerakkan anggota tubuhnya.
Semoga dengan adanya teknologi ini bisa membuat orang-orang yang mengalami kelumpuhan bisa termotivasi untuk bisa sembuh. Dengan terus memikirkan kakinya bisa bergerak, kemungkinan pada suatu hari kaki penderita memang bisa bergerak. Energi dari otak tersebut sangat kuat, jadi hal tersebut bisa saja terjadi. Mengingat semua aktivitas yang dilakukan manusia berhubungan dengan gerakan tubuh, sedangkan gerak tubuh tersebut dikontrol oleh otak. Disinilah peran penting otak untuk menggerakkan bagian tubuh pada orang yang mengalami kelumpuhan.
Semoga teknologi ini bisa menjadi solusi bagi dunia kesehatan dalam melakukan rehabilitasi bagi orang yang mengalami kelumpuhan. Dengan begitu harapan pasien untuk bisa sembuh akan semakin besar.